Dasar pendidikan karakter sangat identik dengan ajaran setiap agama dan budaya bangsa. Bagi umat islam, sumber dasar pendidikan karakter menurut visi Islam adalah sebagai berikut:
Kitab Suci Al-Qur’an
Bagi umat Islam kitab suci Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang diturunkan-Nya melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab suci Al-Qur’an termaktub seluruh aspek pedoman hidup bagi umat Islam, sehingga kitab suci Al-Qur’an merupakan falsafah hidup Muslim, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kitab suci Al-Qur’an merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang aqidah, syariah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Dengan luasnya cakupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan, dan keamanan ataupun pendidikan.
Hal tersebut sangat sesuai dengan firman Allah SWT yang menjelaskan:
Artinya: Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah agar mereka menghayati ayat-ayat Nya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS. Sad [38]: 29)
Bagi umat Islam kitab suci Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang diturunkan-Nya melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab suci Al-Qur’an termaktub seluruh aspek pedoman hidup bagi umat Islam, sehingga kitab suci Al-Qur’an merupakan falsafah hidup Muslim, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kitab suci Al-Qur’an merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang aqidah, syariah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Dengan luasnya cakupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan, dan keamanan ataupun pendidikan.
Hal tersebut sangat sesuai dengan firman Allah SWT yang menjelaskan:
Artinya: Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah agar mereka menghayati ayat-ayat Nya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS. Sad [38]: 29)
Sunah (Hadis) Rasulullah SAW
Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW. merupakan Rasul Allah terakhir yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari beliau SAW., baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya sebagai Rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus dijadikan panutan. Hal ini karena sebagai Rasul Allah, Nabi Muhammad SAW. senantiasa dibimbing oleh wahyu Allah SWT.
Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT yang menyatakan:
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW. merupakan Rasul Allah terakhir yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari beliau SAW., baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya sebagai Rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus dijadikan panutan. Hal ini karena sebagai Rasul Allah, Nabi Muhammad SAW. senantiasa dibimbing oleh wahyu Allah SWT.
Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT yang menyatakan:
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Teladan Para Sahabat dan Tabiin
Para Sahabat dan Tabiin merupakan generasi awal Islam yang pernah mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, sikap, perkataan, dan tindakan mereka senantiasa dalam pengawasan Rasullah SAW sebagai kader awal dakwah Islam, mereka dijadikan contoh dalam hal perkataan, pebuatan, dan sikapnya selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT:
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! bertakwa kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah [9]:119)
Ijtihad
Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan ilmu yang dimiliki untuk menetapkan hukum tertentu apabila tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, ataupun suatu peristiwa tidak ditemukan pada masa Rasulullah SAW., Para Sahabat ataupun pada masa Tabiin. Orang yang melakukan ijtihad harus mempunyai otoritas dan kualifikasi sebagai orang yang mampu secara komprehensif dalam bidang keislaman dan bidang lain yang menjadi pendukungnya.
Bagi yang beragama Islam, dasar religiusnya adalah ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, pendidikan karakter merupakan perintah Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam firman-nya
•
Artinya:Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran [3]: 104)
Bagi bangsa Indonesia, empat pilar bangsa yang merupakan nilai budaya bangsa harus dijadikan dasar ideal pendidikan karakter setelah nilai agama di atas, yakni:
1) Pancasila
2) Undang-Undang Dasar 1945
3) Negara Kesatuan Republik Indonesia
4) Bhinneka Tunggal Ika
Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan ilmu yang dimiliki untuk menetapkan hukum tertentu apabila tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, ataupun suatu peristiwa tidak ditemukan pada masa Rasulullah SAW., Para Sahabat ataupun pada masa Tabiin. Orang yang melakukan ijtihad harus mempunyai otoritas dan kualifikasi sebagai orang yang mampu secara komprehensif dalam bidang keislaman dan bidang lain yang menjadi pendukungnya.
Bagi yang beragama Islam, dasar religiusnya adalah ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, pendidikan karakter merupakan perintah Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam firman-nya
•
Artinya:Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran [3]: 104)
Bagi bangsa Indonesia, empat pilar bangsa yang merupakan nilai budaya bangsa harus dijadikan dasar ideal pendidikan karakter setelah nilai agama di atas, yakni:
1) Pancasila
2) Undang-Undang Dasar 1945
3) Negara Kesatuan Republik Indonesia
4) Bhinneka Tunggal Ika
0 komentar:
Posting Komentar