Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “biasa” berarti 1) Lazim atau umum, 2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran pendidikan agama Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Menurut istilah pembiasaan adalah kegiatan intervensi yang difokuskan kepada pengasuh melalui partisipasi aktif, dengan partisipasi tersebut akan mendukung berlangsungnya kegiatan anak untuk mendapatkan pengalaman hingga melakukannya dengan sendiri.
Sedangkan menurut Rebber, yang di kutip oleh Tohirin dalam buku Psikologi Pembelajaran PAI pembiasaan / operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan adalah perilaku yang direncanakan untuk mempengaruhi objek, yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi objek yang dipengaruhi.
Hendaknya setiap pendidik menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat dperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.
Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sedini mungkin. Sebagaimana perintah Rasulullah SAW kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan sholat, tatkala mereka berumur tujuh tahun. Hal tersebut berdasarkan hadits di bawah ini:
Menurut istilah pembiasaan adalah kegiatan intervensi yang difokuskan kepada pengasuh melalui partisipasi aktif, dengan partisipasi tersebut akan mendukung berlangsungnya kegiatan anak untuk mendapatkan pengalaman hingga melakukannya dengan sendiri.
Sedangkan menurut Rebber, yang di kutip oleh Tohirin dalam buku Psikologi Pembelajaran PAI pembiasaan / operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan adalah perilaku yang direncanakan untuk mempengaruhi objek, yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi objek yang dipengaruhi.
Hendaknya setiap pendidik menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat dperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.
Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sedini mungkin. Sebagaimana perintah Rasulullah SAW kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan sholat, tatkala mereka berumur tujuh tahun. Hal tersebut berdasarkan hadits di bawah ini:
عَنْ
عَبْدُ اللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ الْعَا صِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِااالصَّلَاةِ وَهُمْ اَبْنَا ءُ
سَبْعِ سِنِيْنَ وَضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ اَبْنَا ءُعَشْرِسِنِيْنَ
وَفَرِّقُوْابَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعٍ (رواه ابودود)
Artinya:Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, beliau berkata. Rasulullah SAW bersabda, perintahkanlah kepada anak-anakmu sholat, sedang mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka kalau meninggalkannya, sedang mereka berumur sepuluh tahun. Dan pisahlah di antara mereka itu dari tempat tidurnya. ( HR. Abu Dawud )
Hadis di atas menggambarkan metode pembelajaran Rasulullah Saw dalam menerapkan metode pembiasaan. Membiasakan anak shalat, lebih-lebih dilakukan secara berjamaah itu penting. Sebab dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal yang sangat penting, karena banyak dijumpai orang berbuat dan bertingkah laku hanya karena kebiasaan semata-mata. Tanpa itu hidup seseorang akan berjalan lambat sekali, sebab sebelum melakukan sesuatu seseorang harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan. Mendidik anak dengan metode pembiasaan juga didasarkan pada hadis nabi Muhammad saw, yang berbunyi :
عَنْ
عَائِشَةَ قَا لَتْ:قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَاوَإِنْ قَلَّ (رواه مسلم)
Artinya:Dari Aisyah ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Amal perbuatan yang sangat disukai Allah Swt adalah amal perbuatan yang dikerjakan secara kontinu (menjadi suatu kebiasaan), sekalipun kadarnya hanya sedikit (HR. Muslim)
Merujuk pada hadits tersebut, maka jelas bahwa dalam mendidik melalui metode pembiasaan positif sangat tepat digunakan. Zakiah Darajat berpendapat: “ Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak berlangsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Ketika mencermati pendapat tersebut, maka pendidikan anak dengan metode pembiasaan positif sangatlah tepat karena pada masa ini anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat baik perkembangan fisik maupun psikisnya. Pada saat ini anak masih mudah dipengaruhi dan diajak untuk membiasakan diri pada hal-hal yang baik. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan sejak dini sangat melekat pada dirinya dan dibawa sepanjang hidupnya.
Merujuk pada hadits tersebut, maka jelas bahwa dalam mendidik melalui metode pembiasaan positif sangat tepat digunakan. Zakiah Darajat berpendapat: “ Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak berlangsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Ketika mencermati pendapat tersebut, maka pendidikan anak dengan metode pembiasaan positif sangatlah tepat karena pada masa ini anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat baik perkembangan fisik maupun psikisnya. Pada saat ini anak masih mudah dipengaruhi dan diajak untuk membiasakan diri pada hal-hal yang baik. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan sejak dini sangat melekat pada dirinya dan dibawa sepanjang hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar