Pendidikan Islam
secara rasional-filosofis adalah bertujuan untuk membentuk al-insan al-kamil
atau manusia paripurna. Beranjak dari konsep ini, pendidikan Islam hendaknya
diarahkan pada dua dimensi, yaitu : pertama, dimensi dialektikal
horizontal. Kedua, dimensi ketundukan vertical.
Pada dimensi,
dialektikal horizontal pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman
tentang kehidupan konkrit yang terkait dengan diri, sesame manusia dan alam
semesta. Untuk itu, akumulasi berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap
mental merupakan bekal utama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang
kehidupan konkrit tersebut. sedangkan pada dimensi kedua, pendidikan sains dan
teknologi, selain menjadi alat untuk
memanfaatkan, memelihara dan melestarikan sumber daya alami, juga hendaknya
menjadi jembatan dalam mencapai hubungan yang abadi dengan Sang Pencipta, Allah
SWT. Untuk itu pelaksanaan ibadah dalam arti seluas-luasnya, adalah merupakan
sarana yang dapat menghantarkan manusia kea rah ketundukan vertical kepada
Allah SWT.
Secara umum
tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam di arahkan pada dua dimensi di
atas. Apakah pendidikan Islam telah berhasil menggarap secara integral kedua
dimensi tersebut dalam prakteknya dilapangan? Sejauh mana pencapaian yang telah
diperoleh pendidikan Islam dalam kaitannya dengan pembentukan al-insan
al-kamil? Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses kependiidkan Islam
untuk mencapai tujuannya? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hendaknya
terungkap melalui proses evaluasi yang dilakukan terhadap pendidikan Islam.
Kesemua ini merupakan tujuan umum pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan Islam.
Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
untuk mengetahui kadar pemilihan dan pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Sebagai tindak lanjut dari tujuan ini adalah untuk mengetahui siapa
di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah. Implikasi dari konsep ini
adalah adanya pemilahan perhatian terhadap peserta didik, antara yang lemah
diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar dan memenuhi kekurangannya,
sedangkan kepada yang cerdas diberikan pengayaan agar ia terus meningkatkan
kemampuannya kea rah yang lebih baik lagi. Kemudian tujuan evaluasi dalam
pendiidkan Islam adalah untuk menilai pendiidk, yaitu sejauh mana ia telah
bersungguh-sungguh dalam menajalankan tugasnya untuk mencapai pendidikan Islam.
Fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta member bantuan kepadanya cara
meraih suatu kepuasaan bila berbuat sebagaimana mestinya. Disamping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik
dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta
membantu dan mempertimbangkan administrasinya

0 komentar:
Posting Komentar