Langkah-langkah dalam menerapkan pembiasaan pada Anak Usia Dini

Posted by

Pendidikan karakter adalah  salah satu model pendidikan yang sangat penting dan harus segera dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pembentukan karakter anak bangsa. Tidak melulu kita mengandalkan proses pendidikan, tetapi juga harus diterapkan dimana saja. Fasli Jalal mengatakan proses pembentukan karakter dimulai dari fitrah yang merupakan pemberian Allah kemudian menjadi perilaku dan jati diri seseorang.
Pada masa awal perkembangan, anak-anak mulai belajar tentang aturan. Pembentukan kebiasaan anak terhadap aturan tergantung pada pengulangan dari rutinitas penerapan aturan dan konsistensi penerapan aturan tersebut sehingga ketika suatu kebiasaan itu terbentuk, anak lebih mengenal dirinya sesuai dengan kebiasaan yang dimilikinya. Perkembangan nilai karakter dan perilaku seseorang sangat tergantung pada proses pengulangan tersebut.
Adapun tahapan-tahapan pembentukan karakter siswa  melalui pembiasaan, sebagai berikut:
Tahapan Tahu
Tahapan tahu merupakan tahapan penanaman nilai untuk menyadarkan anak didik akan nilai-nilai karakter dan perilaku tertentu. Penanaman nilai ini mencakup pentingnya nilai tersebut dalam keluarga dan lingkungannya. Anak didik akan meniru dan mengikuti suatu nilai tanpa perlu  mengerti atau memahami makna yang terkandung dalam nilai tersebut terlebih dahulu. Tahapan ini biasa terjadi pada awal anak didik mengenal nilai karakter dan perilaku tertentu. Dalam tahapan ini, pembimbing tidak perlu terlalu menekankan salah atau tidaknya suatu nilai karakter dan perilaku yang dilakukan oleh anak didik, tetapi seyogyanya ia terus-menerus mencontohkan tindakan yang benar.
Tahapan Kenal
Tahapan ini akan sangat terbantu dengan cara mengenalkan nilai karakter dan perilaku dalam kesehariannya, baik di lingkungan sekolah maupun  di lingkungan keluarga. Pengenalan yang di berikan oleh pembimbing di sekolah  juga harus dikomunikasikan dengan orang tua yang menjadi pembimbing anak didik di lingkungan keluarga sehingga keduanya bisa berjalan secara seimbang.
Pengenalan perilaku seperti menghabiskan makanan dapat dilakukan untuk mengaplikasikan tahapan kenal. Tahapan ini dilakukan dalam kegiatan sekolah setiap pekan pada saat anak-anak makan bersama. Anak didik belajar untuk mengambil makanan secukupnya dengan mencoba menakar kebutuhan dan mencoba menghabiskannya. Kebiasaan ini akan  tertanam bila anak didik menemukan contohnya dalam kehidupan sehari-harinya. Penerapan kegiatan ini melibatkan seluruh unsur yang ada dalam sekolah. 
Tahapan Biasa
Tahapan biasa ini bisa diaplikasikan melalui pembiasaan bersikap toleran kepada anak didik secara bertahap. Toleran berarti memahami bahwa setiap orang di sekelilingnya memiliki kelemahan dan kelebihan. Kemudian ketika outing perjalanan, misalnya ke Baduy, Banten, mereka bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat yang tinggal di kampung tersebut. Di Baduy, beberapa aktivitas keseharian dan peribadatan yang dilakukan betul-betul berbeda dengan apa yang biasa anak didik jalani. Dengan hal ini, diharapkan rasa toleran  anak didik akan tumbuh kepada orang/ kelompok yang berbeda dengan mereka sekaligus akan tumbuh rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Pembiasaan perilaku dan karakter seperti ini harus dilakukan secara kontinu sehingga sampai pada usia tertentu nilai karakter dan perilaku akan menjadi nilai yang mengental dalam diri mereka.
Tahapan Melekat
Tahapan melekat nerupakan nilai karakter dan perilaku yang dilakukan secara otomatis, tidak memerlukan tahapan berpikir lama. Dalam bahasa lain, karakter atau perilaku ini sudah spontan dilakukan tanpa memerhatikan emosi anak didik. Ketika perilaku dan karakter sudah masuk tahapan ini, maka nilai karakter sudah melekat pada diri anak didik.
Pembiasaan tahapan melekat bisa melalui pembiasaan karakter bermanfaat bagi orang lain yang dilakukan secara terus menerus sejak anak didik tingkat prasekolah, hingga tingkat lanjutan. 
Supaya pembiasaan dapat segera tercapai dan baik hasilnya, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  • Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.
  • Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Tapi juga butuh pengawasan dari orang tua, keluarga maupun pendidik.
  • Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambil. Jangan memberi kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan.
  • Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis harus semakin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri. 


Blog, Updated at: 03.13

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Terbaru

get this widget here